Sistem
Informasi untuk Keunggulan Kompetitif dan Isu-isu Resiko serta Dampak
Penggunaan Sistem Informasi Terkini
SISTEM
INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
Sistem informasi adalah
suatu sistem virtual data yang mencerminkan sistem fisik dari sebuah
perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk memberikan keunggulan
kompetitif kepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan
produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk
mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnnya. Keunggulan yang ditawarkan
perusahaan adalah memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih rendah,
memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi, dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.
Sebuah perusahaan juga
akan mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya.
Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage)
mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan peningkatan (leverage)
didalam pasar. Manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus
juga fisik dalam memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan. Perusahaan
multinasional sering kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke
organisasi-organisasi lain agar dapat mencapai suatu keunggulan ekonomi.
Perusahaan yang melakukan bisnis secara global memiliki kebutuhan-kebutuhan
informasi dan koordinasi khusus. Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui
pengelolaan sumber daya fisik, akan tetapi sumber daya virtual ternyata juga
dapat memainkan peranan yang besar. Michael E. Porter diakui sebagai orang yang
paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan mengontribusikan
pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value
system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan dan
lingkungannya. Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut
untuk mendapatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi
sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi,
pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki
empat dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan
kelengkapan. Eksekutif perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk
keseluruhan organisasi, area bisnis, dan sumber daya informasi. Chief
information officer (yang disebut pula chief technology officer) memainkan
peranan penting dalam semua jenis perencanaan strategis. Sebuah rencana
strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan
yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang
dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Rantai
Nilai Porter
Porter yakin bahwa
sebuah perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu rantai
nilai (value chain). Margin adalah nilai dari produk dan jasa perusahaan
setelah dikurangi harga pokoknya, seperti yang diterima oleh pelanggan
perusahaan. Meningkatkan margin adalah tujuan dari rantai nilai. Perusahaan
menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter sebagai
aktivitas nilai (value activities). Aktivitas nilai terdiri atas:
- Aktivitas nilai utama (primary value activities) meliputi logistik
input yang mendapatkan bahan baku dan persediaan dari pemsok, operasi
perusahaan yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, logistik output
yang memindahkan barang kepada pelanggan, operasi pemasaran penjualan yang
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan, dan
aktivitas-aktivitas jasa yang menjaga hubungan pelanggan yang baik setelah
penjualan. Aktivitas nilai utama ini mengelola aliran sumber daya fisik di
sepanjang perusahaan.
- Aktivitas nilai pendukung (support value activities) mencakup
infrastruktur perusahaan, bentuk organisasi yang secara umum akan
memengaruhi seluruh aktivitas utama.
Setiap aktivitas juga
akan menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai contoh, spesialis informasi
di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan basis data pembelian
komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan program-program yang
dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung keputusan bagi para
eksekutif perusahaan.
Memperluas
Ruang Lingkup Rantai Nilai
Kaitan rantai nilai
perusahaan ke rantai nilai organisasi lain dapat menghasilkan suatu sistem
interorganisasional (interorganizational system-IOS). Perusahaan-perusahaan
yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business partners) mereka
bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga
menimbulkan suatu sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja
sendirian.
Sebuah perusahaan dapat
mengaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai pemasoknya dengan
mengimplementasikan sistem yang membuat sumber daya input tersedia bila
dibutuhkan. Salah satu contoh adalah kesepakatan just-in-time (JIT) dengan
pemasok untuk mengirimkan bahan baku sehingga bahan baku akan tiba beberapa jam
sebelum digunakan di dalam proses produksi. JIT akan membantu meminimalkan
biaya penyimpanan bahan baku.
Ketika para pembeli
produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka akan juga dapat
dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan produsen farmasi dapat melampirkan label
harga pengecer kepada diproduknya sebelum pengiriman, sehingga dapat menghemat
biaya yang harus dikeluarkan pengecer nantinya.
Ketika pembeli adalah
pelanggan individual, mereka dapat menggunakan komputer mereka untuk masuk ke
dalam situs Web perusahaan untuk mendapatkan informasi dan melakukan pembelian.
Karena setiap aktivitas nilai mencakup komponen informasional, mengelola sumber
daya informasi sebuah perusahaan adalah langkah penting dalam meraih keunggulan
kompetitif.
Keunggulan
Strategis
Keunggulan strategis
(strategic advantage) adalah keunggulan yang dimiliki dampak fundamental dalam
membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk menciptakan
keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk
mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar
(seperti alat penghubung browser Web) guna memungkinkan berbagi dengan
sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannya.
Basis data yang
terstandardisasi dan dapat diakses melalui browser Web mencerminkan pergeseran
posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini menyebabkan operasi perusahaan
akan dipengaruhi oleh beberapa cara secara fundamental, yaitu :
- Akses yang ada saat ini bisa dilakukan melalui peranti lunak komputer
buatan perusahaan sendiri, sehingga perubahan tersebut akan menyebabkan
perusahaan harus mempertimbangkan untuk membeli peranti lunak pelaporan
standar dari vendor luar atau mempekerjakan perusahaan luar untuk
merancang dan mengembangkan suatu sistem pelaporan baru. Mobilitas akses
laporan juga akan ikut terpengaruh, karena para pengguna tidak lagi
membutuhkan akses langsung ke sumber daya komputer perusahaan. setiap
sambungan ke internet akan memungkinkan pengguna menggunakan sebuah
browser Web untuk mengakses laporan dari hampir seluruh tempat di manapun.
- Para pemasok dan pelanggan potensial akan memiliki potensi akses atas
tingkat persediaan bahan baku dan barang jadi perusahaan, sehingga akan
mempercepat transaksi pembelian dan penjualan perusahaan.
- Keamanan juga tidak dapat diabaikan dalam contoh terjadinya perubahan
sistem informasi secara strategis ini. Dengan semakin besarnya keuntungan
yang terkait dengan akses Web kepada informasi perusahaan maka tingkat
bahayanya pun akan semakin besar pula. Tingkat strategis akan menentukan
arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan
suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategi yang menyadari arti
penting dari keamanan.
Keunggulan
Taktis
Sebuah perusahaan
mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan tersebut
mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Dalam contoh, layanan pelanggan dapat ditingkatkan dengan menawarkan kepada
pelanggan akses langsung ke informasi. Semua perusahaan ingin memuaskan
pelanggan, karena kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian.
Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam beberapa hal, yaitu :
- Pelanggan melihat potongan harga sebagai alasan untuk terus membeli
produk dari perusahaan. Potongan itu sendiri merupakan insentif bagi
pelanggan, namun juga dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi
perusahaan.
- Sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang mungkin ingin
dibeli oleh pelanggan. Perusahaan tidak hanya akan mendorong kesetiaan
pelanggan, namun juga dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
Keputusan strategis
adalah menjadikan sistem informasi perusahaan tersedia bagi para pelanggan
untuk meningkatkan layanan pelanggan. Perusahaan mengembangkan suatu sistem
informasi taktis yang tidak hanya akan meningkatkan kepuasan pelanggan, namun
juga akan meningkatkan profitabilitas.
Keunggulan
Operasional
Keunggulan Operasional
(Operational advantage) adalah keunggulan yang berhubungan dengan transaksi dan
proses sehari-hari. Di sinilah sistem informasi akan berinteraksi secara
langsung dengan proses. Suatu situs Web yang “mengingat” pelanggan dan
preferensi mereka dari transaksi-transaksi masa lalu akan mencerminkan suatu
keunggulan operasional. Browser sering memiliki cookies, file-file kecil berisi
informasi yang terdapat di dalam komputer pengguna, yang dapat menyimpan nomor
akun, kata sandi, dan informasi lain yang berhubungan dengan transaksi
pengguna. Ini merupakan kemudahan yang berharga bagi pelanggan, bahwa para
pelanggan yang menggunakan Web untuk menempatkan pembelian mereka akan
menghemat beban perusahaan membayar seorang juru tulis untuk memasukkan data,
tetapi ini hanyalah keuntungan yang bersifat minor saja.
Data yang dimasukkan
oleh pengguna kemungkinan besar akan lebih akurat. Karena data tidak
dikomunikasikan secara lisan kepada orang lain, maka tidak akan terjadi
kesalahpahaman di dalam komunikasi. Jika data tidak akurat, pengguna tidak akan
menyalahkan perusahaan. Karena berbagai alasan operasional, akses Web ke sistem
informasi perusahaan akan dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
Perencanaan
Strategis untuk Sumber Daya Informasi
Perusahaan-perusahaan
yang menggunakan komputer menempatkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya
informasi di tangan sebuah unit khusus yang terdiri atas para profesional
informasi. Unit ini, yang disebut sebagai layanan informasi (information
services-IS), dikelola oleh seorang manajer yang mungkin memiliki status wakil
presiden. Praktik yang diterima adalah membuat layanan informasi sebagai suatu
area bisnis utama dan memasukkan manajer puncaknya di dalam kelompok eksekutif
senior, seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-pengambilan keputusan
penting bagi perusahaan.
RESIKO
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERKINI
Suatu sistem informasi
dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan telebih dahulu.
Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan
sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat
dukungan dari manajemen puncak tersebut.
Suatu organisasi perlu
memiliki fungsi penerapan manjemen resiko penggunaan sistem informasi dalam
suatu organisasi yang melibatkan pihak-pihak yang meiliki resiko dan yang
memantau suatu resiko serta yang melakukan tes dan verifikasi.
Suatu organisasi perlu
memiliki kebijakan bahwa identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko setiap
aktivitas secara periodik yang dilakukan oleh lembaga yang dibuat seperti
Satuan Kerja Manajemen Resiko bekerjasama dengan satuan penyelenggara informasi
dan satuan kerja pengguna informasi. Pelaksanaan pengelolaan resiko tetap
merupakan tanggung jawab dari tim kerja atau petugas yang melaksanakan
fungsi-fungsi tersebut,oleh karena itu suatu manajemen informasi wajib
memastikan pemantauan yang memadai dan pelaporan mengenai aktivitas terkait
informasi dan resikonya. Jenis resiko dapat dibagi menjadi tiga yakni :
1. Teknologi : pengiriman perangkat yang terlambat,
banyaknya report tentang error.
2. SDM : moral yang rendah,
situasi tim, kekosongan pekerjaan.
3. Organisasi : situasi sistem organisasi.
Mengetahui seberapa
besar resiko keberhasilan sebuah proyek sistem informasi merupakan salah satu
isu utama yang harus diperhitungkan oleh manajemen perusahaan. Statistik
menunjukkan bahwa pada kenyataannya, lebih banyak proyek-proyek pengembangan
sistem informasi yang menemui kegagalan dibandingkan dengan yang berhasil
memenuhi sasaran. Salah satu penyebab utama kegagalan tersebut terletak pada
ketidakmampuan manajer proyek dalam mengelola isu-isu resiko dalam proyek yang
bersangkutan. Warren McFarlan secara prinsip mengemukakan tiga dimensi utama
yang mempengaruhi besar kecilnya resiko sebuah proyek sistem informasi, yaitu:
Ukuran dan Batasan Proyek, Tingkat Pengembangan Teknologi, dan Struktur Proyek.
Dengan mencoba untuk mendeteksi ketiga karakteristik dimensi ini pada setiap
proyek sistem informasi diharapkan dapat memberikan gambaran manajer proyek
terhadap spektrum resiko proyek yang dikelolanya.
Data statistik
memperlihatkan bahwa lebih banyak proyek-proyek sistem informasi yang menemui
kegagalan daripada yang dipandang berhasil. Setidak-tidaknya ada 5 (lima) tipe
kegagalan yang mendominasi kasus-kasus pelaksanaan proyek, yaitu:
- Gagal dalam mencapai target yang diinginkan karena kesulitan dalam
tahap implementasi;
- Kebutuhan akan biaya implementasi yang jauh lebih besar daripada yang telah
dianggarkan dan dialokasikan sebelumnya;
- Waktu implementasi yang jauh lebih lama daripada yang direncanakan dan
diperkirakan;
- Kinerja sistem yang secara teknis jauh daripada yang diharapkan;
- Sistem yang tidak kompatibel dengan pilihan perangkat keras dan
perangkat lunak yang ada.
Dalam salah satu
teorinya Warran McFarlan menyatakan bahwa paling tidak ada tiga dimensi yang
secara langsung berpengaruh terhadap tingkat resiko pelaksanaan proyek sistem
informasi (Applegate et.al., 1999):
- Ukuran dan Batasan Proyek, dimana semakin besar ukuran proyek akan
semakin besar resiko yang harus dihadapi. Besarnya ukuran sebuah proyek
tidak saja ditentukan oleh banyaknya sumber daya yang terlibat (finansial,
manusia, peralatan, dsb.), namun tergantung pula lamanya proyek tersebut
dilaksanakan.
- Penguasaan Teknologi, dimana semakin tinggi kompetensi dan keahlian
para anggota proyek terhadap teknologi yang dipergunakan dalam proyek,
akan semakin kecil resiko yang harus dihadapi. Pengalaman dalam
mengerjakan penugasan sejenis merupakan salah satu karakteristik yang
harus dimiliki oleh tim pelaksana proyek. Di sisi lain, tingkat
kecanggihan teknologi juga secara langsung mempengaruhi resiko proyek yang
dilaksanakan. Dengan kata lain, semakin melibatkan teknologi tinggi (state-of-the-art)
biasanya akan semakin meningkatkan resiko yang ada.
- Struktur Proyek merupakan dimensi yang paling kritikal, yang merupakan
ciri khusus proyek-proyek sistem dan teknologi informasi. Sebuah proyek
sistem informasi dikatakan memiliki struktur apabila target output yang
ingin dihasilkan tidak berubah sejalan dengan dinamika lingkungan dimana
sistem informasi tersebut berada. Sebaliknya, sebuah proyek sistem
informasi dikatakan tidak memiliki struktur apabila target output yang
ingin dihasilkan sangat bergantung dengan lingkungan dimana sistem
informasi tersebut berada; sedikit perubahan pada komponen lingkungan,
akan mengakibatkan perubahan pada beberapa aspek pelaksanaan proyek. Tentu
saja semakin terstruktur sebuah proyek, akan semakin memperkecil resiko
yang dihadapi.
Resiko relatif tinggi
harus dihadapi bagi mereka yang terlibat pada proyek-proyek sistem informasi
yang melibatkan pemanfaatan teknologi tinggi. Sebaliknya resiko yang relatif
rendah akan dihadapi jika hanya melibatkan teknologi yang tidak begitu
kompleks. Resiko tertinggi merupakan konsekuensi tim proyek yang terlibat dalam
proyek berteknologi tinggi, dengan ukuran proyek berskala besar, dan tidak
terstruktur (dinamis); sementara resiko terendah terdapat pada proyek sistem
informasi yang tidak menggunakan teknologi tinggi, berskala kecil, dan
terstruktur.
Resiko
proyek
Resiko proyek mengancam
rencana proyek. Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan
jadwal proyek akan mengalami keterlambatan & biaya menjadi bertambah.
Resiko proyek mengidentifikasi :
1. Biaya
2. Sumber daya
3. Jadwal
4. Pelanggan
5. Personil (staffing
& organisasi)
6. Masalah persyaratan
Contoh resiko proyek
sebagai berikut :
1. Software yang selesai
tidak sesuai jadwal
2. Pengalaman staf yang
kurang pada proyek software
3. Pelanggan mempunyai
keinginan yang berbeda pada suatu software
Resiko
teknis
Resiko teknis mengancam
kualitas & ketepatan waktu perangkat lunak yg akan dihasilkan. Bila resiko
teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak
mungkin. Resiko teknis mengidentifikasi :
1. Desain potensial
2. Implementasi
3. Spesifikasi
4. Interfacing
5. Ketidakpastian teknik
6. Verifikasi
7. Keusangan teknik
8. Masalah pemeliharaan
dan teknologi yg leading edge
Contoh resiko teknis
sebagai berikut :
1. Software tidak
berinterface dengan perangkat keras baru
2. Pengguna yang tidak
menyukai desain software
3. Spesifikasi user
interface tidak di inginkan pengguna
4. Dibutuhkan algoritma
baru pada hardware baru
Resiko
bisnis
Resiko bisnis mengancam
viabilitas proyek yg akan dibangun. Resiko bisnis membahayakan proyek atau
produk. Contoh resiko bisnis sebagai berikut :
1. Pendapatan perusahaan
yg berkurang
2. Pengguna software
berkurang
DAMPAK
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERKINI
Dampak
Penggunaan Sistem Informasi terhadap Akuntansi Keuangan dan Pengauditan
Perkembangan Teknologi
Informasi (TI) yang sangat pesat sekarang ini memberikan banyak kemudahan pada
berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan TI dalam berbagai aspek kegiatan bisnis
dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitik beratkan pada
pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi
kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan
akurat. Teknologi informasi (TI) turut berkembang sejalan dengan perkembang
peradaban manusia.
Perkembangan TI tidak
hanya mempengaruhi dunia bisnis, tetapi juga bidang–bidang lain, seperti
kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain. Kemajuan TI juga
berpengaruh signifikan pada perkembangan akuntansi. Semakin maju TI semakin
banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi.
Perkembangan teknologi
informasi, terutama pada era informasi berdampak signifikan terhadap sistem
informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang dirasakan secara
nyata adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke
sistem komputer dan bermunculannya sofware-sofware untuk akuntansi yang dapat
mempermudah dalam membuat laporan keuangan. Walaupun pada dasarnya setiap
perusahaan mengolah data dengan cara yang sama namun besar kecil perusahaan,
jenis usaha dan teknologi yang digunakan serta pengaruh sumber daya lainnya
menyebabkan sistem akuntansi satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda.
Dengan adanya software akuntansi dinilai cukup praktis dalam pelaksanaan siklus
akuntansi namun pengguna software harus benar – benar mengetahui cara kerjanya
karena sedikit saja melakukan kesalahan maka harus mengulang dari awal
proses pekerjaan.
Perkembangan TI yang
pesat juga mengakibatkan perubahan signifikan terhadap akuntansi. Perkembangan
akuntansi berdasar kemajuan teknologi terjadi dalam tiga babak, yaitu era
bercocok tanam, era industri, dan era informasi. Peranan TI terhadap
perkembangan akuntansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju TI, semakin
banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi. Kemajuan TI mempengaruhi perkembangan
sistem informasi akuntansi (SIA) dalam hal pemrosesan data, pengendalian
intern, dan peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan.
Peran sistem informasi
dalam membantu proses akuntansi dalam perusahaan/organisasi telah lama
berlangsung. Alasan utama penggunaan sistem informasi dalam akuntansi ialah
efisiensi, penghematan waktu dan biaya. Alasan lain termasuk peningkatan
efektifitas, mencapai hasil/output laporan keuangan dengan benar. Alasan
lainnya yaitu ditambah dengan perlindungan atas aset perusahaan.
Kemajuan pesat sistem
informasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan aplikasi ilmu akuntansi.
Munculnya istilah enterprise systems, e-business, business intelligence,
conforming to assurance and compliance standards, IT governance, business
continuity management, privacy management, business process improvement, mobile
and remote computing, XBRL, dan knowledge management menunjukkan bahwa dunia
akuntansi akan semakin kompleks, tidak hanya berkutat pada jurnal dan
penyusunan laporan keuangan saja.
Pada dasarnya siklus
akuntansi pada SIA berbasis komputer sama dengan SIA berbasis manual, artinya
aktivitas yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan tidak
bertambah ataupun tidak ada yang dihapus. SIA berbasis komputer hanya mengubah
karakter dari suatu aktivitas. Model akuntasi berbasis biaya historis tidak
cukup untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan pada era
teknologi informasi (Elliot dan Jacobson, Gani, 1999). Model akuntansi pada era
teknologi informasi menghendaki bahwa model akuntansi dapat mengukur tingkat
perubahan sumber daya, mengukur tingkat perubahan proses, mengukur aktiva tetap
tak berwujud, memfokuskan ke luar pada nilai pelanggan, mengukur proses pada
realtime, dan memungkinkan network.
Dengan adanya kemajuan
yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer
dalam menghasilkan laporan keuangan, maka praktik pengauditan akan terkena
imbasnya. Perkembangan TI juga mempengaruhi perkembangan proses audit. Kemajuan
audit software memfasilitasi pendekatan audit berbasis komputer. Kemajuan
teknologi informasi memberikan peluang baru bagi profesi akuntan. Peluang baru
yang mungkin diraih di antaranya adalah konsultan sistem informasi berbasis
komputer, CISA, dan web trust audit.
Perubahan proses
akuntansi akan mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang
praktik yang menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya.
Praktik auditing bertujuan untuk memberikan opini terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan yang dihasilkan oleh SIA. Dengan adanya kemajuan yang telah
dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam
menghasilkan laporan keuangan, maka praktik auditing akan terkena imbasnya.
Kemajuan TI juga
mempengaruhi perkembangan proses audit. Kemajuan software audit memfasilitasi
pendekatan audit berbasis komputer. Akuntan merupakan profesi yang aktivitasnya
banyak berhubungan dengan TI. Perkembangan SIA dan proses audit sebagai akibat
dari adanya kemajuan TI dan perkembangan akuntansi akan memunculkan peluang
bagi akuntan. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh akuntan yang mempunyai
pengetahuan memadai tentang SIA dan audit berbasis komputer. Sebaliknya,
akuntan yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang SIA dan audit
berbasis komputer akan tergusur posisinya karena tidak mampu memberikan jasa
yang diperlukan oleh klien.
Perkembangan TI juga
mempengaruhi perkembangan proses audit. Menurut Arens, terdapat tiga pendekatan
auditing pada EDP audit, yaitu audit sekitar komputer (auditing around the
computer), audit melalui komputer (auditing through the computer), dan audit
berbantuan komputer (auditing with computer). Auditing around the computer
adalah audit terhadap penyelenggaraan sistem informasi komputer tanpa
menggunakan kemampuan peralatan itu sendiri, pemrosesan dalam komputer dianggap
benar, apa yang ada dalam komputer dianggap sebagai “black box” sehingga audit
hanya dilakukan di sekitar box tersebut.
Pendekatan ini
memfokuskan pada input dan output. Jika dalam pemeriksaan output menyatakan
hasil yang benar dari seperangkat input pada sistem pemrosesan, maka operasi
pemrosesan transaksi dianggap benar. Ketika organisasi memperluas penggunaan TI
mereka pengendalian internal sering ditanamkan di dalam aplikasi yang hanya
terlihat dalam format elektronik akan melakukan penilaian atas prinsip dan
kriteria web trust yang ditetapkan dalam website tersebut. Jika seluruh proses
telah dijalani sesuai dengan prinsip dan kriteria web trust, maka perusahaan
tersebut dapat menampilkan segel web trust dalam tampilan web site-nya.
Dampak
Penggunaan Sistem Informasi terhadap Akuntansi Manajemen
Perkembangan TI
mengakibatkan accountability technology (teknologi
pertanggungjawaban) perusahaan juga mengalami perkembangan, dari
teknik single entry bookkeeping yaitu model laporan keuangan neraca yang
menunjukkan kemakmuran saat tertentu kemudian ke teknik double entry
bookkeeping berupa laporan laba-rugi dan laporan perubahan
posisi keuangan (modal) sebagai cerminan kemakmuran pada periode tertentu, pada
saat ini di era informasi diajukan teknik triple entry bookkeeping
yang dikemukakan oleh Yuji Ijiri, disamping masih didasarkan pada laporan
neraca, laba-rugi, dan perubahan posisi keuangan juga diharapkan teknik ini
mampu menunjukan laporan perubahan laba dalam jangka waktu tertentu.
Lingkungan ekonomi yang
dihadapi banyak perusahaan dewasa ini telah menuntut adanya pengembangan
terhadap praktek-praktek akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Tekanan
persaingan global telah mengubah lingkungan ekonomi. Perubahan ini menyebabkan
terciptanya lingkungan baru pada bidang akuntansi manajemen, setidaknya untuk
sejumlah besar organisasi. Karena lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen
tradisional tidak digunakan lagi. Faktor-faktor kunci perubahan ini adalah (1)
orientasi kepada pelanggan, (2) perspektif lintas fungsional, (3) persaingan
global, (4) manajemen mutu total (TQM), (5) waktu sebagai unsur kompetitif, (6)
kemajuan dalam teknologi informasi, (7) kemajuan lingkungan manufaktur, (8)
pertumbuhan dan deregulasi dalam industri jasa, dan (9) manajemen berdasarkan
aktivitas (ABM).
Ada dua kemajuan yang
signifikan berhubungan dengan teknologi informasi. Pertama, erat kaitannya
dengan manufaktur yang terintegrasi dengan komputer (Computer-Integrated
Manufacturing, CIM). Dengan proses produksi ter-otomatisasi, komputer digunakan
untuk memonitor dan mengendalikan berbagai operasi. Pemanfaatan komputer
di dalam seluruh tahap pembuatan produk, mulai dari tahap desain, proses
produksi, sampai dengan distribusi, mengubah secara mendasar proses pembuatan
produk, dan sistem informasi yang digunakan manajemen di dalam mengelola
pabrik. Dengan penggunaan komputer, sejumlah besar informasi yang berguna dapat
dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Apa yang sedang
terjadi di bagian produksi dapat diketahui dengan segera pula. Sekarang sudah
dimungkinkan untuk memantau produk secara terus menerus ketika mereka bergerak
menuju pabrik dan mencatat berbagai hal pada saat yang sama, seperti biaya unit
yang diproduksi, bahan yang digunakan, sisa, dan biaya produksi. Hasilnya
adalah suatu sistem informasi yang secara terpadu mengintegrasikan data proses
produksi dengan pemasaran dan akuntansi.
Kemajuan kedua adalah
ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan, seperti ketersediaan komputer personal
(PC), software, dan paket-paket grafis yang memudahkan pengguna (user
friendly). Komputer personal berfungsi sebagai penghubung komunikasi ke sistem
informasi perusahaan, sedangkan software dan paket grafis memberikan manajer kemampuan
analitis untuk menggunakan informasi tersebut. Jika sebuah PC juga bertindak
sebagai suatu terminal dan dihubungkan ke database organisasi, maka
manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak
laporannya. Akuntan manajemen sekarang lebih fleksibel merespon kebutuhan
manajerial untuk aktivitas kalkulasi biaya produksi yang lebih kompleks. Selain
itu, kemampuan perhitungan yang cepat telah memungkinkan penyusunan laporan
pada saat dibutuhkan.
Berikut ini adalah
beberapa contoh implementasi teknologi informasi dalam akuntansi manajemen.
Penerapan EDI dalam Just In Time (JIT) menawarkan pengendalian
persediaan, mengarahkan orientasi pada kualitas dan efisiensi tenaga kerja. EDI
juga memberikan peluang pada akuntan manajemen dalam meningkatkan kualitas yang
berkaitan dengan production, shedulling, sales forecasting, mempercepat
internal response time, berhubungan secara lebih dekat dengan pelanggan,
dan membantu manajemen dalam meningkatkan pengendalian aktivitas bisnis. Dalam
Activity Based Costing (ABC), teknologi informasi dapat diterapkan
untuk mengolah informasi biaya sehingga dapat memberi kejelasan mengenai sumber
atau penyebab dari pos-pos biaya secara cepat dan terorganisasi. Sedangkan
dalam Total Quality Control (TQC), teknologi informasi dapat diterapkan untuk
melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga memungkinkan menghasilkan produk
yang sempurna (zero-defect) dan mutu produk merupakan tanggung jawab dari semua
bagian. Perkembangan teknologi informasi dalam akuntansi manajemen juga dapat
menyediakan informasi tentang korelasi antara biaya dan waktu dengan cepat dan
relevan. Hal ini menjadikan manajer mampu merespon perubahan kondisi pasar
secara cepat dan tepat. Selain itu, penerapan manufacturing cell dapat mempercepat
waktu yang digunakan untuk produksi dan menurunkan biaya produksi.
Munculnya
Computer–Integrated Manufacturing (CIM) juga merupakan salah satu bentuk
penerapan teknologi informasi. CIM mengaplikasikan beberapa kemampuan. Yang
pertama, produk dirancang melalui pemanfaatan sistem rancangan komputer
(Computer-Assisted Design (CAD)). Yang kedua, rancangan diuji dengan
menggunakan sistem rekayasa komputer (Computer-Assisted Engineering
(CAE)). Yang ketiga, produk dibuat dengan menggunakan sistem (Computer-Assisted
Manufacture (CAM)). Yang keempat, sistem informasi yang menghubungkan
berbagai macam komponen terotomatisasi. Salah satu ciri CAM adalah sistem
manufaktur yang fleksibel, yaitu sistem yang mampu membuat produk yang dimulai
dan diakhiri dengan menggunakan robot serta alat-alat otomatis yang
dikendalikan oleh komputer mainframe. Kemampuan menghasilkan berbagai produk
yang sama ini merupakan suatu keunggulan. Tantangan bagi akuntan manajemen
lainnya adalah berupa tekanan luar yang berasal dari partner dagang
(internal pressure). Banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari bahwa
mereka tidak dapat melanjutkan aktivitas usahanya bila tidak bergabung dengan
Information Technology Network. Perusahaan yang ketinggalan dalam
menerapkan teknologi informasi akan sulit berkomunikasi dengan yang lain
disamping tidak dapat bersaing. Sedangkan perusahaan yang telah
mengimplementasikan teknologi informasi merasa enggan untuk berhubungan dengan
perusahaan yang belum mengimplementasikan teknologi informasi.
Dampak
Etika dan Sosial Penggunaan Sistem Informasi terhadap Akuntansi Manajemen
Perkembangan teknologi
komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan. Salah satu
manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan
keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan
berkualitas. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya
komputer menimbulkan masalah baru. Secara umum, perkembangan teknologi
informasi ini mengganggu hak privasi individu. Bahwa banyak sekarang penggunaan
komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan
teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi
dengan cara yang tidak
sah. Belum lagi ada
sebagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu orang
lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan serta hobinya. Adapula yang
memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal. Bukan
suatu hal yang baru bahwa dengan kemajuan teknologi ini, maka semakin meningkat
kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Manusia sebagai pembuat,
operator dan sekaligus pengguna sistem tersebutlah yang akhirnya menjadi faktor
yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan sistem. Hal-hal inilah yang
kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya
dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu
penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah-wilayah yang
belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi
dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi
berbasis komputer.
Kasus pertama kejahatan
komputer terjadi pada tahun 1966, saat programer untuk suatu bank membuat suatu
tambahan di program sehingga program tersebut tidak dapat menunjukan bahwa
pengambilan dari rekeningnya telah melampau saldo. Ia dapat terus menulis cek
walau tidak ada lagi uang di rekeningnya. Penipuan ini terus berlangsung hingga
komputer tersebut rusak, dan pemrosesan secara manual mengungkapkan saldo yang
telah minus. Programer tersebut tidak dituntut melakukan kejahatan komputer,
karena peraturan hukumnya belum ada. Sebaliknya, ia dituntut membuat entry palsu
di catatan bank.
Penggunaan komputer
dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer,
spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang berlaku. Hubungan antara
pimpinan dengan instansi merupakan dasar budaya etika. Jika instansi harus
etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya.
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar
diseluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para
eksekutif mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu dalam
bentuk pernyataan tekad (komitmen), program-program etika, dan kode etik khusus
pada setiap instansi.
Seperti diketahui, bahwa
sistem informasi memiliki banyak manfaat. Meskipun demikian, ternyata sistem
informasi juga memiliki dampak negatif. Berikut adalah contoh dampak negatif,
terutama lebih mengarah pada teknologi informasi.
1.
Information Anxiety
Banyaknya informasi yang
diterima sering kali membuat kesulitan dalam memilah prioritas dan
menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak jarang orang percaya
begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu
menyelidiki kebenaran dari informasi yang diterima. Sebagai contoh
banyaknya kasus penipuan dengan hadiah yang cukup menggiurkan,
sehingga tidak jarang banyak yang terjebak oleh informasi tersebut.
2.
Dehumanization
Hilangnya penghargaan
atas nilai seseorang sebagai individu, digantikan dengan sederet angka
identitas.
3.
Health Issues
Stress yang ditimbulkan
oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis teknologi informasi
pengaruh radiasi gelombang elektromagnetik terutama pada ponsel, pengaruh
radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kesalahan penggunaan
keyboard dan mouse, masalah ergonomis, dsb.
4.
Lost of Privacy
Identitas digital yang
dimiliki setiap orang membuat keberadaan orang tersebut selalu terdeteksi.
Selain itu pemantauan CCTV secara kontinu akan mengganggu privasi dan
kesehatan. Contoh : Di Inggris ada 4,2 juta CCTV. 1 juta diantaranya ada
di London, secara rata-rata seorang warga London akan tertangkap di 300
CCTV per hari.
5.
Cookies
Semakin banyak informasi
yang ditampilkan dan di-share di internet, dengan atau tanpa disadari yang
membuat peluang penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.
Contoh : Facebook, Twitter, Friendster.
6.
Digital Gap
Semakin nyata adanya
kesenjangan antara kelompok yang menguasai TI dengan kelompok yang tidak
menguasai TI, baik dalam keseharian maupun dalam pekerjaan.
7.
Possible Massive Unemployment
Implementasi TI secara
besar-besaran dapat membawa dampak peningkatan jumlah pengurangan tenaga
kerja, baik melalui PHK maupun menyempitnya peluang kerja bagi tenaga kerja
yang tidak menguasai TI. Padahal belum tentu orang-orang yang tidak menguasai
TI tidak memiliki kompetensi yang handal.
8.
Impact of Globalization on Culture
Semakin menipisnya
nilai-nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar