›
storage
Contoh Makalah Blocking and Buffering
BLOCKING dan
BUFFERING
A. BLOCK
Block adalah data
yang dibaca dari atau ditulis ke tape dalam suatu group karakter. Suatu block
adalah jumlah terkecil dari data yang dapat ditransfer antara memori sekunder
dan memori primer pada saat pengaksesan. Sebuah block dapat terdiri dari satu
atau lebih record. Diantara 2 block terdapat ruang yang kita sebut sebagai Gap
(interblock gap). Ukuran Blok yang sama pada media penyimpanan dapat menyebabkan pemborosan ruang penyimpanan.
Ukuran blok harus dipilih secara hati-hati agar meminimumkan pemborosan.
Ada beberapa
metode dalam blocking:
1. Fixed Blocking
Fixed blocking
adalah satu blok terdiri dari sejumlah record dengan panjang record tetap.
Panjang record kurang dari sama dengan ukuran blok.
Pada metode ini
mungkin ada block space yang terbuang.
Nilai blocking
factornya: Bfr = B / R. (B = Block, R = record).
Contoh kasus:
Block size (B)= 200 byte, record length= 60 byte, maka blocking factor-nya Bfr
= B / R = 200 / 60 = 3. Artinya dalam 1 blok ada 3 record.
2. Variable Length Spanned Blocking
Blok yang berisi
record-record dengan panjang yang tidak tetap. Jika satu record tidak dapat
dimuat di satu blok, maka sebagian record akan disimpan di blok lain. Ukuran
record tidak sama (variable).
Keuntungan:
Dapat menampung
record-record dengan ukuran yang lebih besar dari blok.
Tidak ada
pemborosan ruang karena blocking.
Kelemahan:
Sulit dalam
implementasi.
Record yang
berada pada 2 blok membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian.
File sulit
di-update.
Nilai blocking
factor-nya: Bfr = (B – P) / (R + M) dengan B = blok, P = blok pointer, R =
ukuran record, M = record mark.
Contoh kasus:
Block size (B) = 2048 byte, Block pointer (P) = 8 byte,
Ukuran record (R)
= 242 byte, Record mark (M) = 8 byte. Maka Bfr = (B – P) / (R + M) = (2048 – 8) / (242 + 8) = 8
record. Artinya dalam 1 blok terdapat 8 record.
3. Variable Length Unspanned
Blocking
Blok berisi
record-record dengan panjang yang tidak tetap. Setiap record harus dimuat di
satu blok (tidak dipotong-potong atau direntangkan ke blok lain).
Nilai blocking
factor-nya: Bfr = (B – 1/2R) / (R + M), dengan B = block size, R = ukuran
record, M = record mark.
Contoh kasus:
Block size (B) = 2048 byte, Ukuran record (R) = 250 byte, record mark (M) = 8
byte. Maka Bfr = (B – ½ R) / (R + M) = (2048 – ½ (250)) / (250 + 8) = 7 record.
Artinya dalam 1 blok terdapat 7 record.
Keuntungan:
Implementasi
lebih mudah dibandingkan dengan spanned blocking.
Jumlah record per
blok bervariasi.
Kelemahan:
Banyak ruang
terbuang karena proses blocking.
Ada kemungkinan
recordnya panjang dan ada ruang kosong.
B. BUFFERING
Buffer merupakan
bagian memory yang di cadangkan di maana data secara sementara di pertahankan
menunggu kesempatan untuk melengkapi proses transfer dari device penyimpanan
atau ke lokasi memori.
Buffer adalah
data area yang secara bersama di hubungkan oleh perangkat keras atau pemrosesan
program yang beroperasi dengan kecepatan yang berbeda atau dengan prioritas
yang berbeda. Buffer memungkinkan setiap perangkat atau proses beroperasi tanpa
masing-masing bergantung dengan yang lain.
Suatu sistem
computer dengan 15 pemakai. Tiap menggunakan 3 file sekaligus, bila diasumsikan
setiap file menggunakan 3 buffer, dengan satu blok buffer menampung 2 Kbyte.
Maka total kapasitas buffer yang di gunakan adalah : Banyaknya blok buffer = 15
x 3 x 3 = 135. Total Kapasitas buffer = jumlah pemakai x jumlah file x buffer x
kapasitas 1 blok buffer = 15 x 3 x 3 x 2024 = 273.240 byte
Tidak ada komentar:
Posting Komentar